- Kreatif Mingguan
- Posts
- Bagaimana Kalau Ide Kita Ditolak?
Bagaimana Kalau Ide Kita Ditolak?
Hai, saya Tira.
Setiap minggunya, Kreatif Mingguan akan meng-update kamu dengan 3 tema: Dunia kreatif, komunikasi & solopreneurship | personal things | dan pemikiran random
Berikut adalah menu untuk minggu ini:
Solopreneurship: My “Nyari Duit” Tech Stacks vol. 1
Personal: Ide ditolak klien, Jadi Alasan Ngonten
Random: Magisnya Kerja di Luar Rumah
1. Wordpress Is (definitely I’m 100% Convinced & Sure, NOT) Dead
Buktinya apa?
Bisnis produk digital saya yang telah mencapai sales revenue sebesar Rp200 Juta lebih, hidup di dalam wordpress.

Nuff said.
Kenapa banyak orang yang bilang bahwa Wordpress itu udah mati?
Mungkin maksudnya sudah mati, DI SKENARIO PEMAKAIAN MEREKA, dan mereka telah beralih ke tech stack yang lebih baru dan sesuai dengan preferensi mereka. Biasa lah, sebagian orang kalau udah menemukan “kepercayaan” baru seperti ada kewajiban untuk menjelekkan yang lama.
Dalam beberapa edisi Kreatif Mingguan ke depan, saya akan mencoba membuat konten berseri berjudul My “Nyari Duit” Tech Stack, di mana saya akan membahas semua tech stack berupa service atau tools yang saya gunakan untuk service saya. Di edisi kali ini akan saya mulai dengan Wordpress.
Kenapa Wordpress?
Menurut saya wordpress adalah solusi no-code stack paling cost effective, kemampuan yang lengkap dengan trade off berupa proses learning curve yang sedikit tinggi.
Kalau kamu bertanya-tanya:
“Lho Wordpress bukannya buat ngeblog ya?”
Iya. Dulu. Bahkan sampai sekarang pun, masih bisa karena wordpress basically adalah sebuah CMS (Content Management System). Seiring waktu berlalu, karena Wordpress bersifat open source, banyak developer yang ikut mengembangkan wordpress sehingga kapabilitasnya meningkat dan fungsinya juga bertambah. Melalui penggunaan plugin, wordpress bisa difungsikan menjadi sebuah website yang lengkap, mulai dari blog hingga eCommerce.
My Wordpress Starter Stacks
Berikut adalah 5 “stacks” inti yang saya gunakan untuk melengkapi wordpress saya.
Domain (https://www.cloudflare.com/en-gb/)
Saya membeli domain di Cloudflare dengan pertimbangan harganya yang flat dan tidak berubah pada saat perpanjang. Domain registrar lain (khususnya yang lokal) menampilkan harga domain yang kelihatannya murah pada saat register namun harganya naik jauh pada saat diperpanjang.Hosting (https://www.cloudways.com/en/)
Setelah bergelut dengan ketidaknyamanan menggunakan hosting provider lokal di website sebelumnya, akhirnya saya menemukan tempat hosting yang mumpuni dengan layanan yang lengkap. Dengan mengeluarkan biaya per bulan untuk hosting dan tambahan service lain (safe updates, mailbox) saya bisa tenang dan nggak perlu khawatir lagi dengan urusan server down, wordpress update dll karena semuanya telah ditangani dengan baik oleh Cloudways. Beberapa kali saya menemui kendala, customer servicenya dengan sigap menangani masalah saya. Ini hosting yang cukup reccomended dari saya.Elementor (https://elementor.com)
Elementor adalah sebuah plugin yang berfungsi sebagai page builder apabila kamu ingin mengkustomisasi tampilan desain dari website kamu. Sebuah page builder sifatnya tidak mandatory karena sebenarnya wordpress juga dilengkapi dengan page builder standar yang cukup mumpuni. Page builder tambahan seperti: elementor, bricks, divy hanya dibutuhkan apabila kamu ingin menambahkan elemen-elemen desain yang spesifik ke dalam webiste kamu.WooCommerce (https://woocommerce.com)
Tech stack paling penting dalam bisnis saya karena plugin ini lah yang mengatur semua hal tentang transaksi penjualan produk digital di website saya. Yang paling menarik dari plugin ini adalah biayanya yang gratis namun mempunyai kapabilitas dan fungsi yang lengkap.Xendit (https://www.xendit.co/id/)
Payment gateway yang menghandle semua transaksi pembayaran untuk produk digital di website saya. Dari pengalaman saya, setupnya lebih simple dibanding dengan payment gateway lain (referensi saya adalah Midtrans, karena saya baru pakai 2 service tersebut), selain itu penarikan dana ke rekening juga termasuk cepat.
Nah 5 stacks ini adalah pendukung utama website saya yang berbasis wordpress dan cukup untuk membuat website saya mempunyai fungsi sebagai eCommerce untuk menjual produk digital saya. Buat kalian yang ingin mengembangkan website sendiri sebagai sarana untuk menjual produk digital, saya sarankan untuk mempelajari kelima hal ini.
Berikut rekomendasi beberapa youtube channel untuk mempelajari wordpress:
Web squadron: https://www.youtube.com/@websquadron
Ferdy Korpershoek: https://www.youtube.com/@ferdykorpershoek
Ideaspot: https://www.youtube.com/@IdeaSpot
Darrel Wilson: https://www.youtube.com/@darrelwilson
Yoko bomb: https://www.youtube.com/@YokoBomb
Semoga berguna, dan selamat belajar 😊
2. Ide Ditolak Klien, Jadi Alasan Ngonten
Kreatif Mingguan bagian ini akan lebih terasa curhat dibanding tulisan penuh value dan inspirasional, so brace yourself 😄
Setelah 2 tahun meninggalkan dunia korporat, dan merasakan momen “Ide ditolak klien” sebagai makanan sehari-hari, akhirnya kembali merasakan rasa itu lagi. Rasa pedih yang dialami seorang praktisi kreatif saat bayangannya tentang sebuah karya yang keren, tiba-tiba sirna karena komentar klien yang cenderung normatif pada ide yang kita ajukan.
Bedanya adalah kalau dulu status saya sebagai karyawan, sekarang status saya sebagai self-employee. Ternyata rasanya ya sama aja 😄
Saya jadi ingat, dulu waktu masih berstatus karyawan dan mulai ngonten, bikin konten adalah sebuah momen eskapisme saya terhadap situasi kantor, termasuk dalam hal pekerjaan kreatif. Ide-ide yang ditolak klien, apalagi dengan alasan: “terlalu berani, kejauhan, takutnya orang nggak ngerti dll” selalu saya simpan dan apabila ada kesempatan saya eksekusi melalui konten-konten saya.
Dalam hati saya: ”Mending gw bikin di channel & akun sendiri, yang bikin gw, kliennya juga gw, suka-suka gw dong 😂”
Salah satunya ide di bawah ini, beberapa kali punya klien dan handle brand yang bikin promo Harbolnas, dan ingin mengusulkan singkatan BEOL untuk belanja online, tapi nggak pernah ada yang berani.
Akhirnya gimana? Ya saya pakai aja di campaign promo brand sendiri dan resultnya cukup oke tuh 😂


Beol has made me Rp7 Million. Not bad.
Mungkin kalau bisa ditarik pelajaran dari curhat ini adalah, bahwa ide yang ditolak bukan berarti ide tersebut harus dimatikan. Dulu, seorang creative director sekaligus bos saya pernah berkata:
“Ide yang ditolak itu bukan berarti nggak laku, tapi belum terbeli aja. Simpan, dan jual lagi di lain kesempatan. Dengan calon pembeli yang berbeda, dengan cara jualan yang berbeda”
3. Magisnya Kerja di Luar Rumah
Ada hal aneh yang saya sadari sejak menjalani hidup sebagai freelancer & solopreneur dan mempunyai kebebasan untuk kerja dari mana saja. Boleh dibilang, saya tidak butuh banyak hal untuk menyelesaikan pekerjaan saya selain dua hal yang terpenting yaitu: kopi & internet.
Dua hal ini pula yang menjadi alasan kenapa para pekerja lepas lebih sering menghabiskan waktu bekerja di coffee shop. Kopi yang enak dan internet yang cepat, Keduanya sangat krusial untuk memastikan pekerjaan terselesaikan.
Saya yang tidak terlalu suka berada di tempat publik untuk waktu yang lama, mencoba mencukupi dua kebutuhan krusial tersebut di rumah. Untuk kopi, saya mempunyai 2 mesin espresso: otomatis (Gaggia Classic Pro) dan manual (Flair 58). Cukup bagi saya untuk membuat seporsi kopi enak dan menstimuli otak kreatif saya untuk mulai bekerja. Untuk internet, langganan biznet dengan speed 250 mbps sudah lebih dari cukup bahkan overkill untuk kebutuhan internet saya.
Intinya, tidak ada alasan lagi bagi saya untuk bekerja di luar rumah.
Namun yang aneh adalah, saat saya merasa stuck bekerja di rumah, dan tidak tahu harus menulis apa, problem itu bisa langsung teratasi hanya dengan pergi sebentar, sekitar setengah jam, ke coffee shop terdekat, memesan kopi lalu duduk. TIba-tiba, ide pun mengalir dengan deras.
Bahkan saya pernah sangat stuck dan mengalami creative block yang hebat, jari-jari sudah bersiap di atas keyboard, namun layar laptop masih terlihat kosong tanpa tulisan apa pun. Sesekali saya mencoba menulis beberapa kalimat, namun langsung memencet tombol delete.
Menyadari apa yang terjadi, saya pun menutup laptop saya, membawa ipad dan pergi ke coffee shop terdekat. Dan di coffee shop tersebut, tidak lama setelah duduk, dan menyeruput kopi pesanan saya, tiba-tiba 2-3 kalimat yang saya cari-cari sepanjang hari mulai terlintas di kepala.
“Nah ini dia!”
Saya pun menulis kalimat tersebut di ipad saya, menghabiskan kopi pesanan saya, dan pulang untuk meneruskan tulisan saya di rumah.
Mungkin bukan tentang kopi atau internet cepatnya. Tapi tentang stimuli visual dan bergantinya suasana, yang membuat otak-otak kreatif kita akhirnya mulai bekerja.
Sekian edisi Kreatif Mingguan kali ini. Semoga suka❤️
Silakan reply dengan tanggapan atau update versi kalian ya.
Sampa jumpa di edisi selanjutnya.
Kalau kalian ingin meningkatkan skill komunikasi dan kreatif, saya punya 3 produk untuk kalian:
1. Kursus Copywriting untuk Pemula:
Lebih dari 40 materi video dengan durasi 2 jam lebih. Telah diikuti lebih 600 orang peserta.
2. Kursus Cara Membuat Campaign Promo
Kursus singkat yang berisi study case dari kesuksesan salah satu campaign promo TB Kreatif Suka Karya.
3. eBook Strategi Call To Action
Berisi tentang strategi membuat CTA yang efektif. Dilengkapi dengan 50 lebih contoh CTA.
Kalau kamu suka dengan tulisan saya, silakan share ya 😍