Sales Revenue Rp200 Juta Berawal Dari Sini

Hai, saya Tira.

Setiap minggunya, Kreatif Mingguan akan meng-update kamu dengan 3 tema: Dunia kreatif, komunikasi & solopreneurship | personal things | dan pemikiran random

Berikut adalah menu untuk minggu ini:

  1. Solopreneurship: Rp200Juta Sales Revenue Berawal dari Hal Ini

  2. Personal: Berani launching

  3. Random: Kangen nonton film tanpa twist

1. Semua Berawal dari Tanya

Sejak launching akhir tahun lalu, total sales revenue digital product saya telah mencapai Rp200 Juta (kalkulasi total dengan menyertakan revenue dari website lama)

Oktober 2022, saya tidak tahu tentang:

  • Web development & internet tools

  • Produk digital

  • Cara “jualan” (ironis karena pekerjaan saya selama 20 tahun adalah marketing & komunikasi 😄)

    Ini adalah hambatan & tantangan.

Yang saya tahu:

  • Saya ingin mempunyai sebuah “wadah”, selain dari social media, yang ingin saya gunakan untuk membagikan (dan menjual) berbagai knowledge dan skill yang saya punya.


    Ini adalah tujuan.

Menurut saya 2 hal tersebut, tujuan dan hambatan, adalah faktor penting untuk kita bertumbuh.

Menemukan hambatan berarti kita menyadari ada hal di luar kapasitas kita saat ini. Hal-hal yang kita tidak belum tahu. Ini exciting karena kita siap untuk belajar hal-hal baru untuk menjadi solusi dari hambatan tersebut.

Mempunyai tujuan juga tidak kalah pentingnya karena kita punya end goal, bahwa ini bukan proses tanpa ujung karena ada hal yang ingin kita capai.

Ada hambatan, punya tujuan. Saya pun bertanya untuk mencari jawaban.

Setelah mendapatkan jawabannya, saya tahu saya harus mempunyai sebuah sistem untuk mempelajari itu semua, beranjak dari keadaan “tidak tahu” menjadi “tahu”

Waktu itu saya memutuskan untuk menyisihkan waktu setiap hari setidaknya setengah jam sebelum tidur untuk belajar tentang tools-tools tersebut dan langsung praktik membuat website yang saya inginkan. And the rest is history.

Semuanya berawal dari bertanya.

Berikut framework yang bisa saya share untuk belajar hal baru:

  1. Tetapkan tujuan

  2. Kenali hambatan

  3. Bertanya untuk mencari jawaban

  4. Buat sistem belajar

  5. Aplikasikan ke dalam project sesuai dengan tujuan

2. Berani Launching

Saya itu paling deg-degan dengan aktivitas yang bernama “launching”. Apa pun bentuknya.

Mungkin efek menjalani hidup sebagai anak agency dan praktisi komunikasi, di mana momen brand/campaign launching adalah sesuatu yang sangat besar dan harus dipersiapkan secara matang. Tidak boleh ada ruang untuk kesalahan.

Sekarang,saat saya telah mempunyai bisnis sendiri, launching produk sendiri pun wajib dipersiapkan secara detail hingga hasilnya sesuai dengan apa yang saya inginkan.

Berikut adalah contoh to-do list yang harus saya penuhi saat saya launching Kursus Copywriting untuk Pemula pada bulan Oktober tahun lalu. Banyak ya checklistnya 😂

Di satu sisi, mentalitas seperti ini bagus karena kita ingin mendapatkan hasil yang terbaik dari hal yang kita lakukan. Namun di sisi lain, kadang bisa menghambat proses karena kita ingin semuanya siap 100%, sempurna dan tanpa cela.

Padahal dalam sebuah proses ada yang namanya tahap iterasi, di mana setelah diluncurkan kita bisa melakukan penambahan, perubahan dan perbaikan agar produk kita menjadi lebih baik lagi. Intinya kalau hal-hal yang penting sudah terpenuhi, ya launching aja dulu sambil terus benahi dan perbaiki.

Nah, berbekal semangat baru tersebut, minggu kemarin pun saat memberanikan diri untuk launching dua hal terkait dengan bisnis saya:

1. Copywriter’s Cafe 
Sebuah komunitas ekslusif di mana para member bisa berdiskusi dan bertanya seputar dunia kreatif dan komunikasi. Komunitas ini adalah perks tambahan yang bisa diakses secara gratis untuk mereka yang telah membeli Kursus Copywriting untuk Pemula. Ke depannya, saya akan lebih sering menyelenggarakan berbagai event seperti: kelas atau webinar terkait dengan dunia kreatif melalui channel ini. Jadi, untuk kalian yang sudah membeli Kursus Copywriting untuk Pemula, langsung aja gabung di Copywriter’s Cafe ya.



2. Kreatif Mingguan
Iya betul, newsletter yang sedang kalian baca ini adalah upaya saya untuk melatih mental “launching aja duluuuu” habis itu baru pikirkan rencananya akan seperti apa. Newsletter Kreatif mingguan adalah latihan bagi saya untuk menambah porsi “menulis secara terstruktur” selain dari menulis konten reguler dalam bentuk Instagram Reels atau menulis essai random di blog saya yang lain yaitu yaudahsih.com

Jadi, tulisan ini adalah sedikit suntikan semangat kepada kalian (dan pengingat kepada diri sendiri) bahwa apa pun yang kalian rencanakan dalam waktu dekat ini, beraniin launching aja dulu:

  • Publish artikel yang udah kalian tulis

  • Upload konten yang udah kalian shoot

  • Launch digital product yang udah kalian bikin

  • Mulai webinar/kelas yang udah kalian rencanakan

Lalu, mulai benahi dan perbaiki dari situ. Kalau kata Lao Tzu

“Journey of a thousand miles begins with one step”

So, make that step 😊

3. Film, Twist & Fan Theory

Terus terang, saya kangen nonton film di era sebelum ada social media. Keluar dari gedung bioskop dan memberikan penilaian “bagus atau tidak” kepada film tersebut, setelah itu ya udah. Saya bisa cukup puas menikmati film dengan storytelling yang direct, dan kalau pun ada twist dalam film tersebut tetap bisa dipahami secara sederhana.

Entah kenapa, film-film zaman sekarang alurnya lebih ribet dan harus punya twist yang njelimet agar film tersebut bisa diapresiasi dan disebut bagus. Semakin “ngetwist”, semakin bagus. Semakin banyak penonton yang bingung, semakin keren.

Kita pun mencoba mencari jawabannya melalui social media, dan berakhir dengan semakin bingung karena banyaknya fan theory yang bermunculan 😂

Saya mengerti bahwa media film adalah bentuk ekspresi kreativitas dari seniman pembuatnya, namun sepertinya batasan antara seni dan komersial telah melebur dengan batas yang semakin kabur. Kalau saya ingin menikmati karya seni visual, saya tahu saya harus pergi ke galeri seni atau pameran film festival dan tidak masalah apabila saya tidak mengerti ekspresi apa yang ingin disampaikan oleh sang seniman. Seni adalah subjektif, dan dalam ruang lingkup pameran seni, hal itu bisa dimengerti.

Namun saat saya pergi ke sebuah bioskop untuk melihat karya komersial dengan harapan terhibur, dan ternyata disajikan suguhan twist, teka-teki dan “terpaksa” melihat uraian fan theory di social media untuk menangkap maksud sebenarnya dari karya tersebut (dan nggak tahu juga mana yang benar 😄), entahlah sepertinya kok ada yang salah.

Ya atau memang saya yang sudah beranjak tua 😊

Sekian edisi Kreatif Mingguan kali ini. Semoga suka❤️

Silakan reply dengan tanggapan atau update versi kalian ya.

Sampa jumpa di edisi selanjutnya.

Kalau kalian ingin meningkatkan skill komunikasi dan kreatif, saya punya 3 produk untuk kalian:

1. Kursus Copywriting untuk Pemula:
Lebih dari 40 materi video dengan durasi 2 jam lebih. Telah diikuti lebih 600 orang peserta.

2. Kursus Cara Membuat Campaign Promo
Kursus singkat yang berisi study case dari kesuksesan salah satu campaign promo TB Kreatif Suka Karya.

Ssst..🤫 Saya punya kode promo. Masukkan kode “RUBAH” saat checkout produk ini dan dapatkan diskon 10%

3. eBook Strategi Call To Action
Berisi tentang strategi membuat CTA yang efektif. Dilengkapi dengan 50 lebih contoh CTA.

Kalau kamu suka dengan tulisan saya, silakan share ya 😍