• Kreatif Mingguan
  • Posts
  • Teknik Copywriting yang Menurunkan Konversi Tapi Bikin Hepi

Teknik Copywriting yang Menurunkan Konversi Tapi Bikin Hepi

Hai, saya Tira.

Setiap minggunya, Kreatif Mingguan akan meng-update kamu dengan tema: Dunia kreatif, komunikasi & solopreneurship | personal things | dan pemikiran random

Berikut adalah menu untuk minggu ini:

  1. Solopreneurship: 5 Langkah Bikin “Si Ijo” versimu Sendiri

  2. Personal: Teknik Copywriting yang Bisa Menurunkan Konversi, Tapi Bikin Hepi

5 Langkah Bikin “Si Ijo” versimu Sendiri

Beberapa minggu terakhir, di Threads sedang rame perbincangan tentang sebuah platform jualan product digital yang disebut “Si Ijo”, yang akhirnya mempunyai citra negatif karena disalahgunakan oleh oknum yang menjual produk tidak bermutu.

Si Ijo yang dimaksud adalah Lynk Id. Saya tidak harus menyamarkan nama tersebut karena memang tidak pernah merasa bahwa ini adalah kesalahan platform tersebut. Justru Lynk Id yang dirugikan karena ulah para oknum yang ingin mencari keuntungan sesaat dengan cara yang bombastis. Dan bukan cuma Lynk Id, para creator yang menjual karya di platform tersebut pun pasti kena imbasnya karena berada di platform yang sama.

Sekali lagi, tulisan ini tidak bermaksud untuk menyudutkan Lynk Id sebagai platform, yang menurut saya sudah berhasil menjadi solusi bagi para creator untuk menjual karya-karyanya dalam bentuk produk digital. Bahkan bisnis istri saya pun menjual produk digitalnya melalui Lynk Id.

Namun pada saat terjadi kasus-kasus seperti ini, saya bersyukur setahun lalu saya memutuskan untuk belajar membuat platform saya sendiri sebagai jalur distribusi produk-produk digital saya. Pada saat itu, saya sadar, apabila kita bergantung dengan sebuah platform, mau tidak mau kita harus mengikuti dinamika yang terjadi di platform tersebut karena kontrolnya bukan ada di tangan kita. Misalnya: ada aturan yang berubah, ya harus diikuti. Biaya platform naik, ya harus diterima. Image platformnya jelek (karena dimanfaatkan orang-orang tak bertanggung jawab), ya harus siap kena imbasnya juga, secara kita berada di platform yang sama.

Saran saya untuk kalian yang memang mempunyai bisnis produk digital, untuk kepentingan jangka panjang dan lepas dari ketergantungan sebuah platform, mulailah belajar untuk membangun platform kalian sendiri. Mungkin pada awalnya akan sulit karena ada proses learning curve, tapi your future-self will thank you.

Membangun platform seperti “Si Ijo” untuk menjual produk digital kalian, sebenarnya konsepnya sangat sederhana, yaitu kalian perlu:

”Website yang mempunyai fungsi e-commerce dan terhubung dengan payment gateway (lokal) untuk proses pembayaran”

Udah. Sebenarnya cuma itu aja yang diperlukan.

Nah, berikut adalah 5 langkah atau roadmap yang bisa kalian lakukan untuk mulai membangun platform jualan kalian sendiri.

  1. Beli domain & sewa hosting 
    Domain pribadi berfungsi sebagai branding dari bisnis kalian. Hosting berfungsi sebagai tempat untuk membangun website kalian. Setelah membayar layanan hosting biasanya bisa langsung menginstall wordpress untuk website kalian.

    Output dari proses ini adalah: kalian sudah punya website berbasis wordpress dengan custom domain pilihan kalian.

  2. Bangun website wordpress dengan template 
    Pada langkah ke-2 ini, tugas kalian adalah kustomisasi website wordpress yang sudah kalian install di hosting. Tampilannya seperti apa, menunya apa aja, copywritingnya seperti apa, dan sebagainya. Untuk lebih mudahnya, saya menyarankan untuk menggunakan template themes aja agar lebih hemat waktu . Kalian bisa cek themeforest, envato, Astra untuk pilihan templatenya, pastikan piluh yang kategorinya eCommerce. Oiya, ini berbayar ya. Kalau kalian mau yang gratis, pakai template bawaan dari wordpress juga bisa kok.

    Output dari proses ini adalah: Website kalian desain tampilannya sudah sesuai dengan yang kalian inginkan.

  3. Install plugins Woocommerce & Payment Gateway 
    Di langkah ke-3 ini, tugas kalian adalah menambahkan fungsi
    eCommerce di website kalian, lengkap dengan kemampuan untuk melakukan pembayaran. Kalian perlu menginstall 2 plugin di website wordpress kalian (dan keduanya GRATIS!) yaitu: Woocommerce dan Plugins payment gateway (sesuaikan dengan payment gateway yang kalian pilih) Lakukan juga semua setting yang diperlukan agar toko online kalian bisa berfungsi dengan lancar.

    Output dari proses ini adalah: Website kalian sudah bisa mempunya fungsi eCommerce: upload produk, menampilkan harga, dan melakukan simulasi pembelian berserta pembayaran.

    4. Daftar payment gateway 
    Di langkah ke-4 ini tugas kalian adalah mendaftarkan bisnis kalian ke salah satu payment gateway untuk mengatur proses pembayaran di website kalian. Kalian bisa menggunakan Xendit, Midtrans, Doku atau opsi payment gateway lokal yang lain. Di langkah ini akan ada proses review dan verifikasi ya. Itu kenapa, sangat penting untuk menyelesaikan ketiga langkah sebelumnya yang memastikan website kalian telah siap untuk digunakan, sehingga proses review dan verifikasi dari payment gateway menjadi lancar.

    Output dari proses ini adalah: website kalian telah siap digunakan untuk menjual produk digital kalian, karena telah mempunyai fungsi eCommerce lengkap dengan sistem pembayarannya.

    5. Upload produk digital ke website 
    Langkah terakhir adalah mengupload produk-produk digital yang kalian punya dan ingin jual ke website yang telah kalian bangun.

Disclaimer, langkah-langkah di atas adalah hal yang paling sederhana, namun merupakan core untuk membangun toko digital produk kalian, dan sudah cukup untuk mulai menjual jenis produk digital seperti eBook, templates, graphic assets, dan produk-produk lain yang bersifat downloadables. Untuk jenis produk digital lain seperti eCourse, kalian memerlukan plugins lain yang disebut dengan LMS (Learning Management System), namun prosesnya pun semudah menginstall plugin tersebut ke website wordpress kalian.

Tentu aja, pembahasan melalui artikel ini tidak terlalu in depth, untuk lebih lengkapnya saya sarankan kalian untuk melihat berbagai tutorial tentang wordpress di youtube terkait dengan langkah-langkah di atas.

Semoga berguna. Selamat membangun “Si Ijo” versi kalian sendiri 😊

Teknik Copywriting yang Menurunkan Konversi Tapi Bikin Hepi

Saya menyebutnya dengan empathic copywriting atau “ngopy dengan empati”. Sebuah teknik, atau lebih tepatnya perspektif dalam copywriting yang mungkin bisa menurunkan konversi kalian. Izinkan saya untuk mengelaborasi lebih lanjut.

Copywriting sebagai tools komunikasi marketing dan sales selalu bekerja untuk melaksanakan sebuah tujuan. Teknik persuasif, merayu, menggoda semuanya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Tidak dipungkiri, dengan skillnya, seorang copywriter memang mempunyai gift atau kekuatan untuk membuat siapa pun melakukan apa yang diinginkannya (dalam konteks marketing & penjualan tentunya).

Tapi, seperti kata uncle ben dalam film spiderman:

Dan bagian dari “great responsibility” bagi seorang copywriter adalah bagaimana bertanggung jawab dalam menggunakan teknik-teknik copywriting yang menggugah emosi audience, khususnya emosi rasa bersalah (guilt) dan ketakutan (fear).

Terus terang, saya tergelitik untuk membahas tentang hal ini karena semakin sering melihat promosi sebuah produk atau jasa dengan copywriting yang memanfaatkan situasi audience yang tidak ideal hanya untuk menjual produk dan jasa mereka. Jenis-jenis copywriting seperti:

  • “Nggak capek jadi pegawai terus? Disuruh-suruh bos? Jadi budak korporat”, makanya ikut seminar bisnis ini.

  • “Hidup kamu gitu-gitu aja? Gaji cuma UMR?”, beli produk saya buat tahu cara dapetin Rp100Juta Per bulan!

  • “Malas Cari Ide Buat Kontenmu?”, Beli eBook yang berisi ratusan ide konten ini!”

Ya tipe-tipe copywriting iklan seperti itu lah. You get the idea. Teknik-teknik copywriting yang menunjukkan “sakit” dari target audience, dan copywriting produk/jasa mereka lah yang menjual obatnya.

Jangan salah, itu adalah salah satu teknik copywriting yang sangat efektif. Saya membayangkan pasti konversinya tinggi sekali, dan tujuan dari campaignnya pasti tercapai dengan mudah.

Namun, setelah 20 tahun lebih bergelut dalam dunia kreatif, marketing dan komunikasi saya belajar bahwa:

”Tercapainya sebuah tujuan harus dibarengi dengan BAGAIMANA cara kita mencapainya”

Ini yang saya sebut dengan Empathic Copywriting. Membuat sebuah copywriting dengan pendekatan empati, bukan sekadar tercapainya sebuah tujuan komunikasi. Membangun emosi yang positif dari copy yang kita tulis.

Tidak sekadar menciptakan rasa bersalah, namun menginspirasi untuk berubah.

Tidak menunjukkan kelemahan, namun membangun kekuatan.

Sebuah teknik copywriting yang bukan hanya terpaku pada tujuan, namun juga mengerti 

perasaan.

Buat para copywriter yang membaca tulisan ini, yuk mulai menulis copy dengan empati.

Agar perasaanmu menjadi lebih hepi 😊

Sekian edisi Kreatif Mingguan kali ini. Semoga suka❤️

Silakan reply dengan tanggapan atau cerita kalian ya. Saya baca semua cerita yang masuk kok 😊

Sampa jumpa di edisi selanjutnya.

Kalau kalian ingin meningkatkan skill komunikasi dan kreatif, saya punya 3 produk untuk kalian:

1. Kursus Copywriting untuk Pemula:
Lebih dari 40 materi video dengan durasi 2 jam lebih. Telah diikuti lebih 600 orang peserta.

2. Kursus Cara Membuat Campaign Promo
Kursus singkat yang berisi study case dari kesuksesan salah satu campaign promo TB Kreatif Suka Karya.

3. eBook Strategi Call To Action
Berisi tentang strategi membuat CTA yang efektif. Dilengkapi dengan 50 lebih contoh CTA.

Kalau kamu suka dengan tulisan saya, silakan share ya 😍